Agoes Setiawan SPt

Agoes Setiawan SPt

Region Head Astra Motor Bengkulu

Bukan Pemimpin di Balik Meja

\"IMG_8770\" \"Untitled\"Tidak suka formalitas dan berlama-lama di balik meja. Itulah gaya kepemimpinan terlihat dari sosok Agoes Setiawan yang kini mengemban amanah sebagai Region Head Astra Motor Bengkulu. Pria kelahiran Semarang, 2 Agustus 1982 ini lebih nyaman turun ke lapangan mengunjungi dealer-dealer dan berinteraksi langsung dengan pelanggan sebagai bahan referensi kebijakan yang diambil. Terlihat dari gaya fashionnya yang simpel dan luwes. Sekalipun sudah komandannya Astra Motor di Bengkulu, tidak lantas mengubahnya menjadi high profile. Ia justru nyaman bercelana jeans dan menggunakan sepatu kets. Siapa yang menyangka Agoes adalah lulusan Fakultas Peternakan Universitas Diponogoro. Sebelumnya ia tidak pernah terpikir akan bergabung dengan Astra Motor, namun Astra Motor merupakan bagian dari cita-citanya untuk bekerja di perusahaan yang bertaraf internasional. \"Kalau cita-cita untuk bekerja di Honda tidak pernah, namun saya bercita-cita untuk bekerja di perusahaan yang go internasional,\" ungkap pria yang hobi membaca tersebut. Agoes mengungkapkan rahasia karirnya. Yaitu mencintai pekerjaan yang dilakoni. Baginya tanpa adanya cinta, mustahil pekerjaan akan mendapatkan hasil maksimal. Ia mencontohkan jika sudah mencintai sesuatu maka apapun yang akan dilakukan termasuk pulang malam sekalipun. Ia mengibaratkan ibarat mencitai seorang istri maka yang akan dituainya adalah anak, sedangkan jika kita mencitai pekerjaan maka karier yang akan didapatnya. Lebih lanjut ia menjelaskan selain cinti dalam menjalani pekerjaan tentunya harus memiliki loyalitas dan integritas. Jika semua itu maka yang lain akan mengikuti dengan baik sendirinya seperti jujur dan kerja keras. Dalam menjani pekerjaannya ia juga berpedoman bahwa if you can, you can but if you can\'t, you can\'t. “Jika kita yakin kita bisa maka otomatis kita bisa. Namun jika kita yakin kita tidak bisa maka tidak bisalah melakukan apapun,” tutur suami Adelia Santoso.

Pekerja Keras Di balik kesuksesannya hingga menjadi Region Head Honda, ternyata hasil buah manis kerja kerasnya ditempa kehidupan. Agoes dulunya berasal dari keluarga yang sangat sederhana di Semarang. Bahkan untuk biaya kuliahnya di Undip harus dipenuhinya dengan bekerja serabutan. Seperti memberikan pelajaran tambahan atau les kepada anak-anak tingkat SMP dan SMA. Tapi honor mengajar ternyata tak cukup, ia pun mengisi waktu luangnya dengan mengumpulkan bongkahan benang di tempat-tempat penjahit untuk dijual. Bahkan demi memenuhi kebutuhan, Agoes terkadang bekerja di suatu perusahaan dengan tugas menghitung sendok sebelum dipack atau dikemas. Namun selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Kerasnya kehidupan menempa sosok Agoes menjadi pekerja keras dan mampu mengatasi hambatan hingga mengantarkannya menuju posisi saat ini. Pun demikian, Agoes pun tetap menegaskan, kesuksesannya saat ini tak lepas dari dorongan dan peran orang tua khususnya sang ibu, Mariana Susanti Rahardjo. Menurut Agoes saat masih sekolah ia didik cukup keras. Sang ibu menargetkan minimal memperoleh angka sembilan setiap ulangan, jika ia mendapat angka delapan saja, hukuman pun menanti dari sang mama. Berkat didikan keras sang ibu, ia pun menjadi terbiasa dengan target dan skala prioritas. Saat kuliah ia pun menargetkan minimal tidak boleh B, dan semua itu terwujud. Bahkan kini ia menjadi inspirasi di keluarganya khususnya keponakannya. Selain sang ibu, sosok lain yang jadi motivasi adalah sang istri Adelia Santoso, yang dikenalnya sejak masa SMA. Istrinya memang lebih baik ekonominya, namun tidak mempersoalkan dan takut akan kesulitan yang terjadi. Justru sebaliknya terus memberikan keyakinan jika Agoes pasti berhasil. Dan keyakinan itu pun menjadi kenyataan. \"Saya membuktikan jika peribahasa bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian itu benar adanya,\" kenang anak pertama dari 2 saudara ini.

Bergabung dengan Honda \"IMG_2167\"Bergabung di Honda bukan tanpa proses. Tamatnya kuliah, justru bekerja di salah satu perusahaan di daerah Semarang. Namun hanya beberapa bulan di perusahaan tersebut ia mendapat panggilan dari Honda Semarang. Saat bergabung dengan Honda tersebut Agoes menjadi Supervisor Part di Astra Motor Semarang. Kendati diterima sebagai Supervisor Spart Part, Agoes tak lantas langsung duduk manis. Ia justru ditugaskan untuk mengampas spare part terlebih dahulu selama 6 bulan. Kondisi itu diterimanya dengan lapang dada. Baginya sebagai seorang karyawan ia harus menerima setiap tugas yang diberikan. \"Awalnya saya dites, meskipun mendaftar menjadi supervisor spare part namun saya ditugaskan ngampas dulu. Setelah beberapa bulan bekerja dan tidak mengampas lagi, ternyata gaji yang selama itu saya terima sudah gaji supervisor dan slipnya sengaja tidak mereka berikan kepada saya,\" kenang Agoes. Agoes berada di Astra Motor Semarang selama 5 tahun, kemudia  dipindahkan ke Astra Motor Makasar dan akhirnya pada Oktober 2013 lalu ia resmi menjadi Region Head Astra Motor Bengkulu. Besarnya jasa Honda terhadap dirinya membuat Agoes membulatkan tekadnya untuk tidak meninggalkan Honda meskipun mendapat tawaran yang lebih dari perusahaan lain. Jasa Honda terlalu besar dalam hidupnya. \"Tidak ada keinginan sedikitpun untuk meninggalkan Honda. Ibarat kacang saya tidak ingin lupa akan kulit,\" jelas pecinta olahraga ini. Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa Honda saat ini menurutnya ibarat orang tua keduanya. Untuk itu susah senang, ia akan selalu hadir untuk orang tuanya. Apalagi, tambah dia, selain berbisnis Honda juga menjadi aset negara. Dengan hadirnya dealer-dealer Honda maka lapangan pekerjaan pun menyertai sehingga banyak masyarakat yang mendapatkan penghidupan. Ia juga menyampaikan kehadiran Honda dapat mengembangkan bisnis atau ekonomi seseorang karena dengan memiliki sepeda motor maka mobilitas seseorang untuk bekerja dan menjalankan bisnisnya akan lebih mudah. “Honda juga sangat aktif dalam kegiatan sosial. Salah satunya dengan memberikan bantuan langsung ke daerah Lebong Tandai yang beberapa waktu lalu terisolir karena  putusnya akses jalan menuju daerah tersebut,” imbuhnya. (Ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: